Obat Tonsilitis, Terapi Non-Obat, dan Pembedahan Tonsil

Pada dasarnya, tonsilitis akan pulih dengan sendirinya tanpa bantuan obat-obatan selama sistem imun dalam tubuh mampu mengatasi infeksi dengan baik. Namun, obat tetap diperlukan bagi mereka yang berpotensi mengalami komplikasi atau yang sudah tidak mampu menahan rasa sakit dari tonsilitis tersebut. Bahkan pada beberapa kasus tonsilitis kronis yang parah, pembedahan untuk mengangkat tonsil bisa saja dilakukan.

Penanganan tonsilitis harus disesuaikan dengan penyebab tonsilitis tersebut, apakah disebabkan oleh bakteri atau virus. Untuk mengetahuinya, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel apusan pada bagian belakang amandel. Dapat juga dengan sampel air liur.

Baca artikel lengkap tentang tonsilitis di: Pengertian Tonsilitis

Jika penyebab tonsilitisnya adalah bakteri, maka harus ditangani dengan antibiotik. Sedangkan jika disebabkan oleh virus, maka tubuh akan menanganinya melalui sistem imun selain ada juga tindakan yang dapat pasien lakukan untuk menekan gejala yang timbul.

Terapi Dengan Obat Tonsilitis

Jenis antibiotik yang biasa digunakan adalah penisilin atau amoxicillin, khususnya untuk mengobati tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Meskipun infeksi bakteri ini bisa hilang dengan sendirinya, antibiotik tetap digunakan untuk mencegah komplikasi, seperti demam rematik.

Antibiotik yang sudah diresepkan harus diminum sampai habis, seperti yang biasa diarahkan oleh dokter. Bahkan jika gejala tonsilitis sudah terasa hilang sebelum obatnya habis, maka obat harus tetap dihabiskan untuk memastikan infeksi benar-benar hilang. Bakteri dapat menjadi resisten terhadap antibiotik yang digunakan (resistensi antibiotik) jika konsumsinya tidak teratur atau tidak dihabiskan sesuai resep, atau jika antibiotik diresepkan ketika tidak terlalu dibutuhkan.

Selain obat anti infeksi bakteri, perlu juga obat untuk mengatasi gejala yang menyertai tonsilitis tersebut. Misalnya paracetamol dan ibuprofen untuk menurunkan demam dan mengurangi rasa sakit pada tenggorokan. Parasetamol juga merupakan zat aktif dalam mengobati penyakit lainnya seperti pilek dan flu. Sehingga sangat penting untuk memeriksa kandungan bahan-bahan aktif pada label obat lainnya demi menghindari 'pemakaian ganda' saat menggunakan obat-obatan lain yang juga mengandung parasetamol.

Komunikasi yang baik antara pasien dengan tenaga medis diperlukan khususnya jika pasien memiliki inisiatif sendiri mengenai obat yang ingin ia gunakan, atau yang sudah sempat ia gunakan sebelumnya, baik obat herbal (alami) maupun sintetis. Hal ini perlu dikoordinasikan karena semua obat-obatan, termasuk obat-obatan herbal sekalipun, dapat menyebabkan efek samping dan berinteraksi dengan obat lain.

Baca juga tentang asuhan keperawatan tonsilitis: Askep Tonsilitis

Terapi Tanpa Obat

Berikut ini, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meredakan keparahan tonsilitis selain dengan obat-obatan:

  • Beristirahat dengan cukup
  • Banyak minum air putih hangat
  • Hindari merokok maupun paparan asap rokok, serta alkohol
  • Menghirup uap air (misalnya dari rebusan air atau dari air panas di shower). Cara ini mampu melegakan hidung atau saluran pernapasan yang semula tersumbat.
  • Untuk meredakan sakit tenggorokan, berkumurlah dengan air garam, mengisap lozenge, dan minum air hangat dengan madu dan jeruk nipis.
 
Pembedahan Amandel (Tonsilektomi)

Tonsilektomi adalah pembedahan untuk memotong dan mengangkat amandel pada saat terjadi tonsilitis yang parah dan berpotensi menimbulkan komplikasi lebih lanjut. Pada dasarnya, pengangkatan amandel untuk tonsilitis berulang tidak lagi direkomendasikan, karena:

  • Tonsil merupakan salah satu pelindung tubuh dari infeksi, sehingga pengangkatan tonsil akan melemahkan sistem pertahanan tubuh 
  • Tonsilitis dapat membaik dengan sendirinya karena sistem kekebalan tubuh dapat menangani infeksi tanpa pengobatan 
  • Pasien masih dapat mengalami infeksi tenggorokan (faringitis) bahkan setelah amandel telah diangkat 
  • Operasi dapat memiliki risiko seperti pendarahan dan infeksi
 
Namun, dokter dapat mempertimbangkan tonsilektomi untuk orang-orang (terutama anak-anak) yang memiliki:

  • Serangan tonsilitis berat dan berulang yang sudah tidak bisa ditangani dengan obat-obatan 
  • Potensi munculnya komplikasi serius yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari 
  • Penyumbatan saluran napas yang mengganggu tidur (obstructive sleep apnea) karena pembesaran amandel 
  • Infeksi yang menghasilkan nanah dalam jaringan di sekitar amandel (abses peritonsilar). 

Pembedahan tonsilektomi berlangsung kira-kira 30 menit di bawah anastesi umum atau bius total. Biasanya, butuh waktu 4-6 jam setelah operasi untuk bisa beraktivitas kembali dan diperlukan 1 sampai 2 minggu untuk pemulihannya.

Setelah operasi, umumnya pasien akan merasakan sakit tenggorokan, bisa disertai dengan sakit telinga, rahang, dan leher. Sehingga dokter akan menyiapkan obat-obatan pereda rasa sakit pascaoperasi. Selama proses pemulihan, pasien juga harus mendapatkan istirahat yang cukup.

1 Response to "Obat Tonsilitis, Terapi Non-Obat, dan Pembedahan Tonsil"

  1. Apakah ada efek negatif pasca operasi pengangkatan amandel? Misalnya pada daya tahan tubuh. Mengingat di artikel yang lain bu Indah menyebutkan bahwa kelenjar amandel berfungsi sebagai pertahanan terhadap masuknya infeksi ke dalam tubuh kita. Terima kasih.

    BalasHapus